PRIA
Kedua scene pembuka tersebut memperkuat pengembangan karakter Aris yang bergulat dengan identitas seksualnya. Tokoh Aris tinggal di desa yang masyarakatnya sangat agamis bertentangan dengan karakter Aris yang menyukai sesama laki laki yaitu guru bahasa inggrisnya di sekolah. Adegan identitas Aris sebagai gay di perlihatkan pada scene ketika Aris menutupi rambutnya dengan baju seolah olah ia sedang menggunakan hijab. Ia berkaca, menari dan bahkan menciumi tubuhnya sendiri. Menurut saya adegan itu lah yang paling menarik bagaimana sutradara memperkenalkan karakter yang sedang bergulat dengan identitas seksualnya.
Puncak konflik dimulai ketika kemarahan Aris memuncak saat ibunya memaksa untuk memakan beras merah yang diketahui berguna untuk membantu kejantanan pria. Tepat sehari sebelum pernikahannya Aris pergi kerumah Peter guru bahasa inggrisnya. Dengan suasana dingin dimana saat itu sedang hujan, Aris bercerita kepada gurunya bahwa ia tidak ingin dengan gadis desa bernama Gita. Terjadi percakapan intens dan adegan Aris bercumbu dengan Peter gurunya, diakhir dengan mereka berpelukan dan menangis bersama.
Pernyataan sikap dan keritik kepada masyarat akan kelompok homoseksual di Indonesia yang terjebak dengan standar maskulinitas atau feminitas yang mengakar menjadi dasar film ini dibuat. Penyajian sederhana dengan pengadeganan Aris yang kuat membuat film ini mudah di pahami oleh penonton.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.